Lokasi Indonesia strategis
Secara geografis, Indonesia memiliki lokasi yang strategis. Dengan menguasai Indonesia, ini berarti Jepang dapat mengendalikan jalur pelayaran penting antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik.
Lokasi yang strategis ini memberikan keuntungan besar bagi militer Jepang secara signifikan dalam menghadapi pasukan sekutu.
Dampak Kedatangan Jepang ke Indonesia
Keberadaan Jepang di Indonesia pun memberi banyak dampak kepada rakyat. Berikut dampak kedatangan Jepang ke Indonesia.
Masa penjajahan Jepang sejatinya hanya 3,5 tahun, tidak seperti Belanda yang mencapai ratusan tahun. Namun, kehidupan sosial rakyat Indonesia pada masa penjajahan Jepang justru lebih memprihatinkan.
Contohnya, rakyat Indonesia diperkerjakan secara paksa (romusha) untuk menyelesaikan berbagai proyek Jepang dalam rangka persiapan perang.
Mereka tidak dibayar, tidak pula diberi makan, sehingga banyak yang mati kelaparan. Bahkan, Jepang juga merampas bahan pangan petani Indonesia untuk kepentingan militer mereka.
Jepang juga mempekerjakan para perempuan Indonesia sebagai wanita penghibur. Mereka ditipu dan disekap di kamp-kamp tertutup.
Jepang mengambil seluruh sumber daya alam dan bahan mentah Indonesia yang semula akan digunakan untuk industri.
Bahkan, Jepang juga menyita banyak perusahaan perkebunan, pabrik, bank, dan perusahaan penting untuk dimonopoli demi kepentingan mereka.
Jepang juga menentukan komoditas apa yang boleh ditanam dan tidak serta mengatur seluruh distribusinya untuk kepentingan mereka.
Berbagai kebijakan tersebut membuat rakyat Indonesia banyak yang kekurangan pangan, gizi, terkena wabah penyakit, hingga kehilangan nyawa.
Itulah sejarah awal masuknya Jepang ke Indonesia dan dampaknya. Semoga bermanfaat dan selamat belajar.
Kebutuhan tenaga kerja
Jepang sangat membutuhkan tenaga kerja dalam jumlah besar untuk mendukung upaya perangnya. Indonesia dengan populasi yang besar, dilihat sebagai sumber tenaga kerja yang potensial, baik untuk proyek-proyek di Indonesia sendiri maupun untuk dikirim ke luar negeri.
Oleh karena itu selama menjajah Indonesia, Jepang menerapkan sistem kerja paksa atau yang dikenal romusa terhadap rakyat.
Portugis (1509-1595)
Portugis merupakan negara yang pertama kali menjajah Indonesia pada 1509-1595. Mulanya, Portugis memang sudah mempunyai jaringan perdagangan yang besar di Malaka.
Namun, Alfonso de Albuquerque mengirim ekspedisi yang dipimpin Antonio de Abreu untuk mencari daerah kaya rempah-rempah di Nusantara. Mereka pun menemukannya di Maluku.
Portugis kemudian meminta izin dan membangun kerja sama dengan kerajaan-kerajaan di Maluku, salah satunya Kerajaan Ternate.
Mereka pun diterima dan punya hubungan baik sampai akhirnya retak karena Portugis justru melanggar kesepakatan dan menerapkan sistem monopoli perdagangan yang tidak sehat.
Rakyat Maluku di bawah pimpinan Sultan Baabullah pun melakukan perlawanan dan berhasil menaklukkan Portugis pada 1584.
Para penjajah dari Belanda yang tiba-tiba datang ke Nusantara memanfaatkan situasi perlawanan ini dan turut mengalahkan Portugis, sehingga mereka angkat kaki dari Indonesia.
Jepang (1942-1945)
Usai kekalahan di rangkaian Perang Dunia II, Belanda pun angkat kaki dari Indonesia. Jepang kemudian mengambil alih dan berjanji akan memerdekakan Indonesia.
Nyatanya, Jepang justru menjajah Indonesia selama 3,5 tahun. Kendati singkat, namun kekejamannya tidak kalah dari Belanda.
Jepang bahkan menerapkan sistem kerja paksa alias romusha terhadap rakyat Indonesia. Selain itu, Jepang juga membangun organisasi militer dan memaksa rakyat untuk ikut agar bisa menjadi sumber daya perang melawan Amerika Serikat dan sekutunya di Perang Dunia II.
Negara yang pernah menjajah Indonesia ini akhirnya angkat kaki setelah Kota Hiroshima dan Nagasaki dibom AS pada 15 Agustus 1945. Momen ini digunakan para pejuang Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.
Jepang merupakan salah satu negara yang menjajah Indonesia pada Perang Dunia II. Bagaimana Jepang bisa masuk ke Indonesia dan apa tujuan awalnya?
Masuknya Jepang ke Indonesia menjadi salah satu babak penting dalam sejarah Indonesia. Invasi Jepang membawa perubahan besar pada politik, ekonomi, dan sosial di Indonesia.
Jepang adalah negara kedua yang menjajah Indonesia setelah Belanda. Jepang menjajah Indonesia selama 3,5 tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk mengetahui sejarah masuknya Jepang ke Indonesia beserta tujuan dan kebijakan pada masa penjajahannya, simak ulasan berikut ini.
Latar belakang Jepang memasuki Indonesia
Setelah Fumimaro Konoe mengundurkan diri sebagai perdana menteri pada Oktober 1941, Jenderal Hideki Tojo mengambil alih kepemimpinan Jepang.
Para pejabat militer Jepang ragu-ragu untuk terlibat dalam perang multi-barisan sampai paruh kedua 1940.
Namun, mulai pertengahan 1941, mereka menyadari bahwa mereka perlu menghadapi Ameika Serikat (AS), Inggris, dan Belanda secara bersamaan jika ingin menguasai sumber daya alam Asia Tenggara.
Hal ini terutama terjadi setelah embargo AS terhadap minyak bumi yang sangat dibutuhkan oleh industri dan upaya perang Jepang.
Inilah yang menjadi latar belakang Jepang memasuki kawasan Asia Tenggara, tidak terkecuali Indonesia.
Setelah memasuki kawasan Asia Tenggara, Jepang kemudian juga berupaya merebut kendali atas negara-negara jajahan Barat.
Salah satu tujuan imperialisme Jepang adalah Indonesia yang kala itu berada di bawah jajahan Belanda.
Jepang mulai menjajah Indonesia pada 1942, setelah Belanda menyerah tanpa syarat. Kondisi ini mengharuskan pihak Belanda menyerahkan seluruh wilayah Indonesia atau yang dulu disebut Hindia Belanda kepada Jepang.
Momen Jepang menjajah Indonesia bertepatan dengan masa Perang Dunia II. Perang ini melibatkan dua aliansi besar, yaitu Blok Axis atau Poros yang terdiri dari Jerman, Italia, dan Jepang, serta Blok Sekutu yang mencakup Uni Soviet, Inggris, Perancis, Tiongkok, Belanda, Polandia, dan banyak negara lainnya.
Dalam hal ini, Belanda dan Jepang berada pada dua aliansi yang berbeda. Perang Dunia II ini yang juga menjadi salah satu pemicu terjadinya pendudukan Jepang yang terjadi selama 3,5 tahun di wilayah Hindia Belanda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, sebenarnya apa alasan Jepang datang ke Indonesia? Berikut penjelasannya yang dirangkum dari arsip detikEdu.
Kota-kota yang Diserang Jepang pada Januari-Februari 1942
Setelah beberapa wilayah Kalimantan ditaklukkan, Jepang melanjutkan penyerbuan ke hampir seluruh wilayah Hindia Belanda. Beberapa wilayah yang berhasil dikuasai antara lain:
- Kota Balikpapan pada 24 Januari 1942- Pontianak pada 29 Januari 1942- Samarinda pada 3 Februari 1942- Banjarmasin pada 10 Februari 1942- Ambon pada 4 Februari 1942- Palembang pada 16 Februari 1942- Teluk Banten, Eretan Wetan, dan Kragen pada 28 Februari 1942.
Keberhasilan Jepang menaklukkan wilayah Hindia Belanda dengan singkat membuat pihak Belanda kalang kabut. Akibatnya, Gubernur Jenderal Hindia Belanda, A.W.L Tjarda Van Starkenborgh Stachouwer, menyatakan menyerah tanpa syarat kepada Jepang melalui perjanjian Kalijati pada 8 Maret 1942.
Sejarah Awal Mula Jepang Masuk ke Indonesia
Niat Jepang untuk menjajah wilayah Hindia Belanda diawali dengan serangan secara mendadak terhadap pangkalan angkatan laut Amerika Serikat, Pearl Harbour di Hawaii pada 7 Desember 1941. Serangan ini menjadi bagian dari upaya Jepang untuk menunjukkan kedigdayaan dan membangun kekuasaan di wilayah Asia.
Pada saat itu, Amerika Serikat dinilai sebagai ancaman yang dapat mengganggu Jepang dalam melakukan ekspansi ke negara Asia. Maka dari itu, Jepang menyerangnya.
Setelah serangan Pearl Harbour, Jepang melakukan penyerbuan ke hampir seluruh wilayah Asia, termasuk Hindia Belanda. Penyerbuan ini dimulai pada 16 Desember 1941, dari wilayah Miri di Kalimantan Utara, ke wilayah Serawak, hingga wilayah Pontianak.
Kemudian pada 11 Januari 1942, Jepang berhasil menaklukkan wilayah Tarakan, Kalimantan Timur, sebagaimana dikutip dari Ensiklopedia Sejarah Indonesia Kemendikbud.
Ekspansi kekaisaran
Penjajahan Indonesia sejalan dengan ideologi ekspansionis Jepang yang dikenal sebagai "Kawasan Persemakmuran Bersama Asia Timur Raya." Jepang memang bermaksud menciptakan blok negara-negara Asia di bawah kepemimpinannya untuk melawan dominasi Barat.
Penindasan Jepang terhadap rakyat Indonesia
Jepang datang dengan membawa propaganda Gerakan Tiga A, yaitu Jepang Cahaya, Pemimpin, dan Pelindung Asia.
Selain itu, Jepang juga mengaku sebagai saudara tua dari Indonesia. Maksudnya, Jepang menganggap dirinya sebagai kakak atau pemimpin Asia dan setiap bangsa yang dijajah harus hormat terhadap mereka.
Hal ini dilakukan pihak Jepang dengan tujuan untuk mendapatkan simpati dari rakyat pribumi.
Namun pada praktiknya, Jepang justru mengambil kebutuhan rakyat pibumi, seperti makanan, obat-obatan, dan pakaian.
Tindakan ini tentu membuat rakyat pribumi sangat menderita dan hak mereka seakan telah dirampas begitu saja.
Lebih lanjut, kebijakan Jepang lainnya yang juga tidak kalah menyengsarakan adalah kebijakan kerja paksa atau romusha.
Tentara Jepang saat mendarat di Pulau Kalimantan.
Lewat kebijakan romusha, tentara Jepang memaksa rakyat pribumi, terutama petani untuk mengerjakan segala sesuatu yang mereka butuhkan.
Mulai dari terjun di medan pertempuran, membangun benteng, penjara, dan masih banyak lainnya.
Setiap hari, para pekerja paksa harus mengerjakan tugas-tugas berat yang bahkan jauh dari kata manusiawi.
Baca juga: Mengapa Jepang Menyerah Tanpa Syarat kepada Sekutu?